Polusi udara atau polusi udara bukanlah masalah baru bagi masyarakat Indonesia, terutama di Jakarta.
Pencemaran atmosfer umumnya disebabkan oleh tingginya emisi berbagai aktivitas manusia yang berakibat pada peningkatan gas rumah kaca.
Polusi juga terjadi karena meningkatnya jumlah kendaraan bermotor, proyek pembangunan untuk dampak pembangkit listrik tenaga uap di sekitar Jakarta.
Berdasarkan data yang diperoleh www.artikelkesehatantubuh.com Komite Pembuangan Gas Timbal pada 2016, ada 58,3 persen penduduk Jakarta menderita polusi udara.
Tidak diragukan lagi, polusi udara berpotensi membahayakan kesehatan. Namun, masih banyak orang yang nampaknya meremehkan bahaya pencemaran udara.
"Orang tidak menyadari bahwa polusi udara sangat buruk, penyakitnya cukup memadai," kata Direktur Eksekutif KPBB Ahmad Safrudin di Plaza Indonesia, Jakarta Pusat, Minggu (30/7).
Ahmad mengatakan, penggunaan masker yang sering diaplikasikan ternyata tidak mampu mengurangi dampak kontaminasi yang terhirup. Cara terbaik untuk mengurangi polusi adalah dengan meningkatkan jumlah ruang hijau terbuka.
Inilah beberapa penyakit yang biasa dialami warga perkotaan yang tercemar.
1. Asma atau asma bronkial
Asma disebabkan oleh polusi udara. Onset penyakit yang tiba-tiba terjadi karena radang paru-paru yang disebabkan oleh udara tercemar yang seseorang hirup.
Penderita asma sering mengalami sesak napas, diisap retak, batuk kering dan sesak di otot dada.
Sebanyak 1,4 juta orang di Jakarta menderita asma.
2. Bronchopneumonia dan COPD, koloni obstruktif kronik (penyempitan saluran pernafasan)
Bronchopneumonia biasanya dialami anak-anak. Hal ini biasanya terjadi karena virus yang "bersembunyi" dalam polusi udara yang masuk ke saluran pernafasan.
Seseorang yang mengalami penyakit biasanya akan mengalami kesulitan dan rasa sakit saat bernafas, suara bernafas dan gerakan abnormal di dada.
Sebanyak 172.632 jiwa disebut mengalami penyakit ini.
3. Ispa
Infeksi pada saluran pernafasan bagian atas atau ispa menyebabkan seseorang tidak bernafas dengan baik. Biasanya, penyakit ini menyerang seseorang dari hidung, tenggorokan dan paru-paru.
Buruknya, ARD bisa diteruskan ke orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh rendah. Bahkan, hingga 2.731.734 orang menderita penyakit ini.
4. Paru-paru basah atau pneumonia
Penyakit ini terjadi karena adanya infeksi yang memicu peradangan pada salah satu atau kedua kantong paru-paru. Biasanya, orang dengan penyakit ini akan mengalami radang paru-paru yang terisi cairan.
Sebanyak 373.935 orang diperkirakan akan mengalami penyakit paru-paru basah.
Penyakit ini dimulai dengan gejala demam, batuk, dan sesak napas. Tak hanya orang dewasa yang bisa mendapatkan paru-paru lembab, anak-anak dan orang tua bisa bereksperimen.
Pasien dengan paru-paru lembab biasanya tidak dianjurkan keluar pada malam hari dengan menggunakan kendaraan roda dua. Hal ini diduga karena pelepasan gas karbon dioksida tinggi di malam hari.
Jantung koroner
Siapa sangka jika polusi udara benar-benar mempengaruhi kesehatan jantung. Sebanyak 1.386.319 orang dikatakan memiliki penyakit jantung koroner.
Penyakit ini biasanya disebabkan karena jantung tidak mendapatkan cukup asupan oksigen. Gejala dimulai dengan nyeri dada.
Rasa sakit bisa bertambah parah saat seseorang melakukan aktivitas. Ahmad mengatakan, hal itu seperti yang dialami oleh aktor Adjie Masaid. Pemicu utama, menurut dia, didasarkan pada polusi udara yang dihirup oleh paru-paru.
"Seperti Adjie Masaid yang meninggal setelah beraktivitas pada saat itu karena pengaruh polusi udara. Kegiatan Raketing tampak lemas dan habis saat keracunan polusi udara," katanya.